'Cincin Keberuntungan' Joan of Arc Terjual Rp 4,47 Miliar

Joan of Arc atau Jeanne d'Arc adalah pahlawan perang Prancis. Ia tewas dibakar pihak Inggris.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 28 Feb 2016, 19:47 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2016, 19:47 WIB
Cincin milik Joan of Arc terjual Rp 4,47 miliar
Cincin milik Joan of Arc terjual Rp 4,47 miliar (http://www.timelineauctions.com)

Liputan6.com, London - Sebuah cincin yang pernah melingkar di jari Joan of Arc terjual senilai 240 ribu poundsterling atau Rp 4,47 miliar di sebuah pelelangan di London, Inggris.

Perhiasan tersebut sebelumnya dimiliki oleh Robert Hasson, putra James Hasson -- mantan dokter era Perang Dunia II yang merawat pemimpin Prancis Charles de Gaulle.

Pemerintah Prancis diyakini sebagai pembelinya. "Cincin itu telah kembali ke Prancis," ungkap juru bicara pihak lelang, Timeline Auctions seperti dikutip dari Daily Mail, Minggu (28/2/2016).

Joan of Arc atau Jeanne d'Arc adalah pahlawan perang Prancis. Ia tewas secara mengenaskan, dengan cara dibakar oleh pihak Inggris pada 1431.

Perempuan tangguh itu dituduh bidah. Ia juga dieksekusi dengan cara yang sama, yang diberlakukan pada mereka yang dituduh sebagai tukang sihir.

Cincin milik Joan of Arc terjual Rp 4,47 miliar (http://www.timelineauctions.com)

Joan of Arc memimpin pasukan Prancis menuju kemenangan di Orleans.

Gadis desa yang buta huruf tersebut mengaku mendapat pencerahan, yang diyakini berasal dari Tuhan, yang menggunakannya untuk membangkitkan semangat pasukan Charles VII untuk merebut kembali bekas wilayah kekuasaan Prancis yang dikuasai Inggris dan Burgundi di tengah Perang Seratus Tahun.

Jeanne d'Arc', pahlawan Prancis (Wikipedia)

Gadis muda itu juga terjun dalam pertempuran. Memakai baju zirah, menunggang pedang kuda, membawa pedang dan pataka atau umbul-umbul.

Ada yang menyebutnya ikut menghunus senjata di medan pertempuran, lainnya menyebut, perannya hanya sebagai perancang taktik dan strategi.

Apa pun, menurut sejarawan Stephen W. Richey, "Ia berhasil memimpin pasukan, menghasilkan serangkaian kemenangan yang luar biasa, yang membalikkan keadaan peperangan."

Itu yang membuatnya dianggap menjadi musuh nomor satu Inggris.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya