Liputan6.com, London - Angkatan Laut Kerajaan Inggris mengumumkan akan bergabung dengan satuan tugas yang dipimpin Amerika Serikat (AS), untuk melindungi kapal dagang yang berlayar di Teluk Persia.
Langkah ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua kekuatan barat dan Iran mengenai rute pengiriman di Selat Hormuz, demikian sebagaimana dikutip dari BBC pada Selasa (6/8/2019).
Advertisement
Baca Juga
Pasukan Iran menangkap kapal berbendera Inggris Stena Impero bulan lalu, sementara Washington telah memperketat sanksi terhadap Teheran.
Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan satuan tugas maritim yang baru akan memberikan "jaminan pengiriman".
Pemerintah Inggris mengkonfirmasi bulan lalu, mereka akan menyediakan pengawalan Angkatan Laut Kerajaan, dari kapal perang HMS Duncan dan HMS Montrose, untuk kapal-kapal berbendera Union Jack yang melewati selat Hormuz.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan misi baru itu akan melibatkan kapal perang yang sama.
Ketegangan Melunturkan Semangat Perjanjian Nuklir
Sementara itu, AS juga telah mengerahkan dua kapal perang untuk misi tersebut, serta pengawasan udara.
Washington telah memberlakukan kembali --dan yang terakhir diperketat-- sanksi terhadap Iran, setelah menarik diri dari kesepakatan 2015 untuk membatasi kegiatan nuklir negara itu.
Inggris dan negara-negara Eropa lainnya tetap berkomitmen untuk perjanjian itu, tetapi ketegangan diplomatik dalam beberapa bulan terakhir melunturkan semangat tersebut, terutama setelah penyitaan kapal Stena Impero.
Menlu Raab mengatakan keputusan Inggris untuk bergabung dengan misi yang dipimpin AS, tidak mengubah komitmennya terhadap perjanjian nuklir, dan bahwa pemerintah pusat di London sedang berupaya untuk "melemahkan situasi" di Teluk.
Advertisement
Menegakkan Hukum Maritim
Saat pengumuman misi baru tersebut, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan negaranya "bertekad untuk memastikan pengiriman dilindungi dari ancaman yang melanggar hukum".
Dia menambahkan: "Menegakkan hukum maritim internasional dan kebebasan berpihak pada semua kepentingan bersama."
"Kita melihat, di seberang lautan dan samudera kita, terlalu banyak insiden yang berusaha menantang kebebasan semacam itu," lanjut Wallace prihatin.
Tapi, hal itu bertentangan dengan rencana yang ditetapkan oleh pendahulunya, Jeremy Hunt, untuk misi yang dipimpin Eropa di Teluk Persia.