Sejumlah Negara Paling Terdampak Corona COVID-19 di Eropa Angka Kematiannya Turun

Pandemi Corona COVID-19 telah memaksa lebih dari setengah umat manusia mengunci diri di dalam rumah.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 27 Apr 2020, 09:57 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2020, 07:33 WIB
Kasus Kematian Akibat Virus Corona COVID-19 di Italia
Pekerja membersihkan permukaan jalan di Piazza del Duomo, Milan, 31 Maret 2020. Pandemi COVID-19 terus menyebar di Italia pada Selasa (31/3), menambah total jumlah terinfeksi, kematian dan pulih menjadi 105.792, menurut data terbaru Departemen Perlindungan Sipil Italia. (Xinhua/Daniele Mascolo)

Liputan6.com, Paris - Negara-negara paling terdampak Virus Corona di Eropa melaporkan penurunan yang menjanjikan dalam jumlah kematian harian pada Minggu, 26 April 2020.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (27/4/2020), hal ini mulai terasa efek positifnya setelah pemerintah di seluruh dunia mulai memberlakukan sistem lockdown.

Kini, anak-anak di Spanyol diizinkan keluar untuk pertama kalinya dalam enam minggu pada hari Minggu kemarin.

Sementara penata rambut dan toko-toko lain akan dibuka kembali di Swiss minggu ini.

Italia yang terpukul parah mengatakan banyak bisnis dapat dibuka kembali pada minggu depan.

Para pemimpin di seluruh dunia berusaha untuk secara bertahap membalikkan kondisi lockdown ke kondisi semula.

Mereka juga berupaya menghindari gelombang infeksi kedua yang ditakuti banyak pihak di tengah peringatan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa orang yang pulih mungkin tidak kebal terhadap infeksi ulang.

Pandemi Corona COVID-19 telah memaksa lebih dari setengah umat manusia mengunci diri di dalam rumah.

Hampir 203.000 orang telah meninggal karena Virus Corona yang sejak pertama kali muncul di China pada bulan Desember.

Tetapi negara-negara di Eropa yang paling terdampak parah seperti Italia, Spanyol, Prancis dan Inggris secara bersamaan semuanya melaporkan penurunan angka kematian harian pada hari Minggu kemarin.

Sinyal ini dinilai sebagai sebuah tanda puncak dari krisis selama berminggu-minggu lalu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak video berikut ini:


Anak-Anak Bergembira

Perjuangan Ini Belum Usai
Petugas medis yang bekerja di Rumah Sakit Palang Merah di Wuhan,, China pada 28 Februari 2020. Virus Corona yang bermula di China tengah pada Desember 2019 kini menyebar secara global di mana lima negara terdampak paling besar, yakni Cina daratan, Korea Selatan, Iran, Italia dan Jepang (STR/AFP)

Penghitungan harian di Inggris adalah yang terendah sejak 31 Maret, sementara Italia dan Spanyol adalah yang terendah dalam sebulan. Pasien terpapar dan meninggal di Prancis mengalami penurunan lebih dari sepertiga pada angka hari sebelumnya.

Jumlah itu masuk ketika keluarga Spanyol menerapkan peraturan baru yang memungkinkan anak-anak di luar untuk pertama kalinya sejak pertengahan Maret.

Di Spanyol, anak-anak naik sepeda dan skuter di jalan-jalan Madrid -- meski beberapa di antara mereka masih banyak yang mengenakan masker dan sarung tangan kecil.

"Mereka sangat bersemangat, sangat, sangat tidak sabar. Mereka bangun jam 06.30 pagi, mengatakan 'Kami akan keluar, Kami akan keluar!'," Kata Inmaculada Paredes kepada AFP.

Di bawah peraturan yang direvisi, anak-anak diizinkan keluar sekali sehari antara jam 9 pagi dan 9 malam, tetapi tidak dapat menjelajah lebih dari satu kilometer dari kawasan rumah mereka.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya