Liputan6.com, Jakarta - Inggris dan AS percaya bahwa Iran berada dibalik serangan kapal tanker yang menewaskan dua orang, dan telah berjanji untuk menanggapi, menyebutnya sebagai pelanggaran hukum internasional.
Mengutip BBC, Senin (2/8/2021), MV Mercer Street, yang dioperasikan oleh sebuah perusahaan milik Israel, diserang di lepas pantai Oman pada hari Kamis. Dari insiden tersebut, seorang warga negara Inggris dan seorang warga negara Rumania tewas.
Advertisement
Pernyataan itu muncul setelah Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan ada "bukti" bahwa musuh bebuyutannya Iran yang bertanggung jawab.
Bennett memperingatkan bahwa "kita tahu bagaimana mengirim pesan ke Iran dengan cara kita sendiri", sementara Teheran menolak apa yang disebut "tuduhan tak berdasar".
Serangan di MV Mercer Street tampaknya merupakan eskalasi terbaru dalam "perang bayangan" yang tidak diumumkan antara Israel dan Iran.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Serangan Kapal
Sejak Maret, telah terjadi beberapa serangan terhadap kapal-kapal yang dioperasikan Israel dan Iran, yang dipandang sebagai insiden balas dendam.
Iran juga menuduh Israel menargetkan situs nuklir dan ilmuwannya.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan London yakin Iran telah menggunakan satu atau lebih drone terhadap MV Mercer Street, menyebutnya "sengaja, ditargetkan, dan jelas melanggar hukum internasional".
"Iran harus mengakhiri serangan seperti itu, dan kapal harus diizinkan untuk bernavigasi dengan bebas," tambahnya.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Washington juga "yakin bahwa Iran melakukan ini", dan bahwa "tanggapan yang tepat" akan menyusul.
Perdana Menteri Israel mengatakan pihaknya mengharapkan masyarakat internasional untuk menjelaskan kepada Iran bahwa mereka telah membuat kesalahan serius.
Advertisement
Respons Iran
Iran tidak mengakui apa pun sebagai tanggapan. Juru bicara kementerian luar negerinya, Saeed Khatibzadeh, mengatakan kepada wartawan bahwa "rezim Zionis (Israel) telah menciptakan ketidakamanan, teror dan kekerasan".
Dia mengatakan Israel "harus menghentikan tuduhan tak berdasar seperti itu",dan memperingatkan: "Siapa yang menabur angin akan menuai angin puyuh."
Eskalasi datang dengan latar belakang pembicaraan nuklir utama di Wina. Para pejabat berusaha untuk menghidupkan kembali kesepakatan internasional 2015 di mana sanksi terhadap Iran dicabut sebagai imbalan atas komitmen dari Teheran untuk mengekang program nuklirnya.
Negara-negara Barat menuduh Iran mencoba membuat bom nuklir.
Iran menyangkal hal ini, bersikeras program nuklirnya difokuskan pada penelitian dan pembangkit listrik.