Liputan6.com, Kozhikode - Sebuah catatan suram dalam dunia penerbangan Negeri Bollywood tergores hari ini dua tahun lalu. Air India Express Penerbangan IX 1344 Dubai-Kozhikode celaka pada Jumat 7 Agustus 2020 malam.
Mengutip BBC, ketika itu pesawat mencoba mendarat dalam hujan lebat namun melampaui landasan dan berujung terjun ke lembah sedalam 35 kaki atau sekitar 10 meter. Hal itu berdampak pada badan pesawat terbelah dua, menurut laporan.
Baca Juga
Investigasi penyebab kecelakaan pesawat Air India Express, yang menewaskan 18 orang, beranjak menuju titik terang ketika otoritas berhasil menemukan kotak hitam dan perekam suara kokpit dari bangkai burung besi di Bandara Internasional Kalkuta pada Sabtu 8 Agustus 2020 waktu setempat.
Advertisement
Penyelidikan segera dilaksanakan. Tim otoritas India, yang telah berhasil kotak hitam dan perekam suara kokpit, segera mengirim bukti itu ke Delhi untuk dianalisis, Times of India melaporkan, dikutip pada Minggu 9 Agustus.
Seorang pejabat senior yang terkait dengan penyelidikan mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan apakah kecelakaan itu disebabkan oleh kesalahan teknis atau kesalahan manusia.
Ia menambahkan, "Semua kecelakaan disebabkan oleh beberapa faktor penyebab dan di sini info awal menunjukkan pendaratan yang salah karena cuaca buruk sebagai alasannya," ujarnya kepada Times of India.
"Landasan pacu sepanjang 8.000 kaki di bandara cukup untuk sebuah Boeing 737 untuk mendarat, tetapi diketahui bahwa pesawat tersebut melampaui landasan hingga sejauh 3.000 kaki (sekitar 914 meter). Apa yang sebenarnya terjadi akan menjadi jelas hanya setelah memeriksa riwayat penerbangan dan komunikasi pilot dengan pengendali lalu lintas penerbangan (ATC)," tambahnya.
Penerbangan Air India Express IX 1344 yang celaka menggunakan pesawat Boeing 737-800, dengan 174 penumpang dewasa, 10 anak-anak, dua pilot dan empat awak kabin.
Pada Sabtu 8 Agustus, korban tewas terkonfimasi dari kecelakaan Air India Express berjumlah 18 orang, sementara 16 lainnya terluka serius. Kedua pilot merupakan bagian dari korban tewas.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kronologi
Menurut laporan BBC saat itu, penerbangan IX 1344 membawa 184 penumpang, termasuk 10 bayi, dan enam awak.
Pesawat itu jatuh pada pukul 19.40 waktu setempat (14.10 GMT) pada Jumat 7 Agustus 2020, saat berusaha mendarat untuk kedua kalinya di Bandara Internasional Calicut. Percobaan pertama dibatalkan oleh para pilot karena curah hujan yang deras melanda Kerala.
Menteri Penerbangan Sipil India, Hardeep Singh Puri, menulis di Twitternya bahwa pesawat "melampaui landasan pacu dalam kondisi hujan", kemudian jatuh 35 kaki (10,6m) lereng, sebelum pecah menjadi dua.
Dia mengatakan penyelidikan resmi akan dilakukan oleh Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat (AAIB) India.
Direktur Jenderal Pasukan Tanggap Bencana Nasional India, SN Pradhan, mengatakan bahwa pesawat jatuh ke "selokan" setelah tergelincir di atasnya.
Dia mengatakan benturan dengan bagian bawah parit menyebabkan badan pesawat pecah menjadi dua, dan bagian depan "hancur dan rusak parah".
Puri mengatakan kepada penyiar DD News bahwa responden pertama dapat menyelamatkan penumpang karena pesawat tidak terbakar.Â
Pada saat pesawat turun, Kerala sedang dilanda hujan lebat, yang biasa terjadi di India.
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Bantuan hingga Belasungkawa
Mengutip First Post, pihak maskapai Air India Express mengatakan bahwa ada enam awak di pesawat termasuk dua pilot.
Awak pesawat termasuk Komandan Deepak Vasant Sathe, kopilot Akhilesh Kumar, dan anggota awak kabin Shilpa Dashra Katare, Akshay Pal Singh, Lalit kumar dan Abhik Biswas.
Sebanyak 24Â ambulans bergegas ke bandara setelah mengetahui insiden pesawat celakan tersebut.
Kepala Menteri Kerala Pinarayi Vijayan menyatakan keterkejutannya atas kecelakaan itu. Ia pun meminta semua lembaga pemerintah untuk terlibat dalam operasi penyelamatan menggunakan semua fasilitas pemerintah.
Ketua Menteri telah menugaskan menteri negara bagian AC Moideen untuk mengoordinasikan operasi penyelamatan.
Seorang insepektur jenderal polisi telah diutus untuk mengawasi operasi penyelamatan. Tim Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan dari dua distrik — Kozhikode dan Malappuram — juga telah dilibatkan.
Menurut informasi dari Kozhikode medical college, orang-orang yang terluka parah telah dirawat di sana. Kondisi seorang ibu dan anak yang terluka dalam kecelakaan itu sangat serius, kata Menteri Kesehatan KK Shailaja.
"Kondisi cuaca seperti apa adanya... Visibilitas rendah... Pesawat mungkin tidak akan berhenti..," kata menteri penerbangan sipil Union Hardeep Singh Puri.
Dia juga mengatakan bahwa operasi penyelamatan masih berlangsung dan sekitar 140 lebih penumpang telah dirawat di rumah sakit.
Â
Pengaturan Pusat bantuan di Sharjah, Dubai, dan India
Pusat bantuan kemudian didirikan di Sharjah dan Dubai, kata kementerian kesehatan India dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, Konsulat Jenderal India di Dubai men-tweet empat nomor saluran bantuan: 0565463903, 0543090572, 0543090572, 0543090575.
Pihak berwenang Kozhikode mengatakan bahwa kerabat penumpang di pesawat Air India Express Penerbangan IX 1344 dapat menghubungi nomor saluran bantuan 04952376901 untuk pertanyaan.
Sumber CMO mengatakan Ketua Menteri berbicara dengan Perdana Menteri Narendra Modi dan yang terakhir meyakinkannya semua bantuan dan dukungan dari Pusat.
Modi serta beberapa pemimpin dari Oposisi menyatakan keterkejutannya atas insiden tersebut.
Mantan presiden Kongres Rahul Gandhi mengatakan bahwa dia terkejut dengan berita buruk tentang kecelakaan pesawat di Kozhikode dan menyampaikan belasungkawa kepada teman dan keluarga mereka yang meninggal dalam kecelakaan itu.
Duta Besar AS untuk India Ken Juster juga menyampaikan belasungkawa.
Untuk menunjukkan solidaritas, IndiGo Airlines mentweet kesedihannya atas hilangnya nyawa dalam kecelakaan itu.
Â
Human Error
Setahun kemudian, mengutip laporan BBC pada September 2021, disebutkan Kesalahan pilot dan kegagalan untuk mengikuti pedoman keselamatan mungkin jadi penyebab jatuhnya pesawat Air India Express pada Agustus 2020, kata para penyelidik.
Pesawat penumpang dengan 190 orang --sebelumnya disebutkan 184-- di dalamnya jatuh di bandara Calicut di negara bagian selatan Kerala, menewaskan 21 orang --sebelumnya disebutkan 18 orang.
Boeing 737-800 yang terbang dari Dubai, tergelincir dari landasan saat hujan dan terbelah menjadi dua setelah mendarat.
Penerbangan itu memulangkan warga India yang terdampar akibat krisis Virus Corona.
Korban tewas termasuk kedua pilot. 75 penumpang dilaporkan terluka parah.
Pesawat itu jatuh saat berusaha mendarat untuk kedua kalinya. Upaya pertama dibatalkan oleh pilot karena curah hujan musim muson yang deras melanda Kerala.
Laporan AAIB
Laporan Aircraft Accident Investigation Bureau (AAIB) atau Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India mengatakan ada beberapa "pelanggaran" prosedur operasi sebelum mendarat oleh pilot. Termasuk bahwa tidak melakukan "pengarahan yang memadai" untuk pendaratan dengan posisi tail-wind dalam hujan dan visibilitas yang buruk, serta kegagalan untuk "menghitung data pendaratan yang akurat dengan cepat dalam kondisi cuaca buruk", disebut berkontribusi pada kecelakaan itu.
Sebuah wiper kaca depan yang tidak berfungsi juga telah mengganggu visibilitas, kata laporan setebal 257 halaman itu.
Pilot juga "tidak membuat pengumuman wajib bagi awak kabin untuk duduk pada pendekatan pertama untuk mendarat ... Ini adalah kelalaian yang sangat serius dan membahayakan awak kabin", kata laporan itu.
Laporan itu menambahkan bahwa "kegagalan sistemik" juga bisa berkontribusi pada kecelakaan itu.
"Ini biasanya terjadi karena budaya keselamatan yang berlaku yang menimbulkan error, kesalahan dan pelanggaran tugas rutin yang dilakukan oleh orang-orang yang beroperasi di dalam sistem," demikian bunyi pernyataan dalam laporan tersebut.
Kecelakaan pesawat telah terjadi sebelumnya selama musim hujan, di India yang berlangsung dari Juni hingga September dan mendatangkan malapetaka di Asia selatan setiap tahun.
Pada Mei 2010, 158 orang tewas ketika sebuah penerbangan Air India Express melewati landasan pacu bandara Mangalore dan jatuh.
Advertisement