Sarana Meditama Metropolitan Rampungkan Akuisisi 28 Persen Saham JEC

PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) membeli 16.396 lembar saham NSD yang dimiliki oleh Keuteneberg Holdings B.V.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 26 Apr 2022, 13:14 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2022, 13:14 WIB
PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk Gelar Public Expose
Presdir PT. SAME Tbk. Jusup Halimi saat Public Expose di RS EMC Tangerang, Banten, Jumat (17/12/2021). SAME menjadi penyedia layanan yang unggul dan terpercaya demi meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien dengan kualitas bertaraf Internasional. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) menyelesaikan pembelian 28 persen saham PT Nitrasanata Dharma (NSD), pemilik Jakarta Eye Center (JEC).

Perseroan membeli 16.396 lembar saham NSD yang dimiliki oleh Keuteneberg Holdings B.V dengan nilai nominal Rp 800 ribu per lembar saham. Sehingga total nominal seluruh saham sebesar Rp 13,12 miliar.

“Perseroan telah menyelesaikan transaksi pada 21 April 2022, sebagaimana ternyata dalam akta pengalihan saham yang telah dibuat dan ditandatangani oleh dan antara perseroan dan Keutenberd pada 21 April 2022,” ungkap Sekertaris Perusahaan PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk, Rahmiyati Yahya dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (26/4/2022).

Dengan diselesaikannya transaksi tersebut Sarana Meditama Metropolitan saat ini memiliki persentase kepemilikan saham sebesar 28 persen dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh dalam NSD. JEC adalah rumah sakit spesialis mata yang telah memiliki standar layanan internasional.

Perusahaan memiliki misi dan komitmen untuk dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pelayanan kesehatan mata.

Selama 37 tahun sejak berdiri pada 1 Februari 1984, JEC berkembang menjadi Rumah Sakit mata paling lengkap dan paling modern.

Jakarta Eye Center berkembang menjadi rumah sakit mata yang kini melayani tujuh layanan gangguan kesehatan mata. Antara lain; katarak dan bedah katarak service (lasik dan transplantasi kornea) vitreoretina service, glaucoma service, coloplast service (bedah plastik mata dan tumor mata), lensa kontak service, children eye dan squint clinic, dan low vision care.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Operasikan Smart Hospital

Melihat Lebih Dekat Fasilitas RS EMC Sentul
RS EMC Sentul

Sebelumnya, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME), pengelola EMC Hospitals tengah menggenjot digitalisasi untuk mewujudkan smart hospital.

Direktur IT EMC Healthcare, Wildan A. Djohany menerangkan, smart hospital adalah konsep rumah sakit yang berfokus pada optimalisasi pelayanan pasien dengan memanfaatkan sistem IT berbasis internet serta mendukung konektivitas perawatan medis dan non medis.

Rencana transformasi digital akan diterapkan pada enam rumah sakit yang dimiliki EMC Hospitals. Untuk tahun ini, ditargetkan ada rumah sakit yang rampungkan transformasi digital.

"Saat ini kami sedang dalam tahapan implementasi sistem-sistem tersbeut. Diharapkan rumah sakit pertama itu akan go live pada akhir tahun ini," ungkap Wildan dalam Inspirato Sharing Session, Kamis, 24 April 2022.

Sedangkan  lima rumah sakit berikutnya diharapkan bisa beroperasi dengan konsep smart hospital pada akhir tahun depan.

Wildan mengakui, tak mudah merealisasikan proyek ini. Mengingat banyaknya fasilitas penunjang yang dibutuhkan, sementraa tenggat waktu yang ditargetkan cukup singkat.

"Memang ini adalah proyek besar buat kami. Mengimplementasi digitalisasi di enam rumah sakit dengan waktu hanya sekitar 26 bulan sejak approval, tentunya butuh usaha ekstra," kata Wildan.

Di sisi lain, Wildan menjelaskan EMC Hospitals tumbuh dari akuisisi sejumlah rumah sakit. Sehingga dalam implementasi transformasi digital terdapat kendala dari sisi kultur.

Masing-masing rumah sakit sebelumnya memiliki budaya dan ketentuannya masing-masing. Namun demikian, Wildan yakin transformasi digital ini akan rampung sesuai target yang sudah ditentukan. “Kami yakin bisa melakukannya sesuai jadwal yang ditentukan," tandasnya.

 

 

Sarana Meditama Metropolitan Genggam 79,84 Persen Saham RSGK Setelah Penawaran Tender Wajib

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Ilustrasi IHSG

Sebelumnya, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) menyelesaikan penawaran tender wajib atas saham PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK) pada 21 Januari 2022. Dengan demikian, perseroan genggam 79,84 persen saham RSGK.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (28/1/2022), PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk menyebutkan saat periode penawaran tender wajib atas 158.046.000 saham yang dimiliki oleh pemegang saham publik RSGK atau setara sebanyak-banyaknya 17 persen dari seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam RSGK telah berlangsung sejak 21 Desember 2021-19 Januari 2022. Penyelesaian pada 21 Januari 2022.

Berdasarkan keterangan PT Mandiri Sekuritas dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), selama periode penawaran tender wajib itu terdapat pemegang saham publik RSGK yang menjual sahamnya berjumlah 128.656.700 saham.

Setelah penawaran tender wajib ini, pemegang saham RSGK antara lain PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk sebesar 79,84 persen, PT Bestama Medikacenter 13,13 persen dan masyarakat 7,03 persen.

Sebelum penawaran tender wajib ini, pemegang saham RSGK, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk sebesar 66 persen, PT Bestama Medikacenter sebesar 13,13 persen dan masyarakat sebesar 20,87 persen.

 

 

Harga Penawaran Tender Wajib Saham RSGK

IHSG Menguat
Ilustrasi IHSG

Sebelumnya, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME), emiten pengelola RS EMC akan melakukan penawaran tender wajib saham PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK). Penawaran tender wajib ini dilakukan setelah perseroan akuisisi 63,48 persen saham RSGK.

Mengutip  prospektus perseroan keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 20 Desember 2021, Sarana Meditama Metropolitan akan gelar penawaran tender wajib sebanyak-banyaknya 158.046.000 saham biasa atas nama yang dimiliki oleh pemegang saham publik PT Kedoya Adyaraya Tbk, berdasarkan peraturan nomor 9/POJK.04/20218.

Jumlah saham tender wajib itu setara dengan sebanyak-banyaknya 17 persen dari seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dengan nilai nominal Rp 200 per saham.

Adapun harga penawaran sebesar Rp 1.720 per saham. Dengan demikian, SAME merogoh kocek Rp 271,83 miliar untuk pelaksanaan tender wajib.

Harga pengambilalihan sebesar Rp 1.720 per saham perusahaan sasaran yang dibayarkan oleh perseroan kepada PT Medikatama Sejahtera pemegang 40 persen saham perusahaan sasaran sebelum pengambilalihan, atas pembelian 335.882.040 saham milik PT Medikatama Sejahtera atau setara 36,13 persen dari modal disetor perusahaan sasaran. Kemudian kepada PT Bestama Medikacenter Investama, pemegang 22 persen saham perusahaan sasaran sebelum pengambilalihan, atas pembelian 82.469.460 saham milik PT Bestama Medikacenter Investama atau setara 8,87 persen dengan harga pembelian Rp 1.720 per saham atau seluruhnya sebesar Rp 719,56 miliar.

Perseroan menggelar penawaran tender wajib ini untuk mematuhi Peraturan Nomor 9/POJK.04/2018 yaitu pihak yang melakukan penawaran tender wajib untuk memberikan kesempatan kepada pemegang saham perusahaan sasaran untuk menjual saham pada harga penawaran tender wajib.

Sebelum pengambilalihan, perseroan memiliki 18,49 persen dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam RSGK. Kemudian setelah efektifnya pengambilalihan, perseroan memiliki 63,48 persen saham RSGK sehingga perseroan menjadi pemegang saham terbesar dan pengendali baru.

Pada 22 Oktober 2021, SAME membeli 23.383.000 saham RSGK atau setara 2,52 persen dengan harga Rp 1.720 per saham. Dengan demikian, SAME genggam 66 persen saham RSGK.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya