Freeport Bakal Investasi USD 10 Miliar Usai 2021

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, rencana investasi PT Freeport Indonesia pasca 2021 sebesar USD 10 miliar.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 17 Sep 2018, 20:27 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2018, 20:27 WIB
Freeport Indonesia (AFP Photo)
Freeport Indonesia (AFP Photo)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, rencana investasi PT Freeport Indonesia pasca 2021 sebesar USD 10 miliar. Anggaran tersebut untuk eksplorasi tambang bawah tanah.

‎Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bambang Susigit mengatakan, ‎investasi Freeport Indonesia dari 2014 sampai 2021 membutuhkan USD 7 miliar.

Investasi tersebut di luar pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter). Kemudian untuk rencana investasi setelah 2021, perusahaan tambang asal Amerika  tersebut menganggarkan USD 10 miliar.

"‎Rencana investasi, tahun 2014-2021 membutuhkan lebih kurang USD 7 miliar terutama untuk pengembangan tambang dalam di luar kewajiban bangun smelter. Setelah 2021 masih butuhkan sekitar USD 10 miliar," kata Bambang, dalam diskusi, di Jakarta, Senin (17/9/2018).

Bambang menuturkan, Freeport Indonesia meningkatkan rencana investasinya karena akan mengembangkan tambang bawah tanah. Kegiatan tersebut jauh lebih rumit ketimbang tambang terbuka sehingga membutuhkan peralatan dengan teknologi yang jauh lebih tinggi.

"Ke depan PTFI akan masuk kepada era tambang dalam yang secara teknis lebih kompleks dan secara produksi harus dihitung kemampuan sesuai rencana. Secara peralatan harus ikuti beberapa aspek tekhnologi manfaat dan keselamatan," tutur dia.

Perpindahan lokasi penambangan mineral tembaga dari terbuka menjadi tertutup bertujuan untuk meningkatkan produksi. Saat ini produksi mineral tembaga dari tambang terbuka mencapai 180 ribu ton per hari menurun dari sebelumnya 240 ton per hari‎. Hal tersebut disebabkan menipisnya kandungan tembaga di tambang terbuka.

"Tambang terbukanya sudah mulai turun (produksi) alat-alat sudah mulai stop, untuk development tambang dalam‎," ujar dia.

 

Garap Tambang Bawah Tanah, Freeport Siapkan Investasi USD 7 Miliar

banner Freeport
Perubahan Status Kontrak Freeport Indonesia

Sebelumnya, PT Freeport Indonesia berencana fokus beroperasi di tambang bawah tanah. Rencana ini merupakan bagian dari strategi pengembangan korporasi pasca divestasi saham 51 persen.

Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM, Bambang Susigit mengatakan, untuk menggarap proyek tambang bawah tanah tersebut, Freeport Indonesia bakal berinvestasi sekitar USD 7 miliar untuk periode 2014 hingga 2021.

"Tahun 2014 sampai 2021 membutuhkan USD 7 miliar, terutama untuk pengembangan tambang bawah tanah. Itu di luar kewajiban pembangunan smelter," ujar dia dalam diskusi, Grand Hyatt Hotel, Jakarta, Senin 17 September 2018.

Tak hanya itu, menurut Bambang, Freeport bahkan telah mengeluarkan rencana investasi untuk periode 2022 sampai 2041. Besaran investasi yang direncanakan yaitu USD 10 miliar.

Sementara itu, Praktisi Pertambangan Milawarma mengakui Freeport memang harus melakukan investasi yang besar. Hal ini karena karakteristik tambang yang cukup sulit dan berada di remote area.

"Itu sangat berisiko tinggi sehingga membutuhkan modal yang besar," kata dia. 

Selain itu, investasi dari segi penerapan teknologi serta peningkatan sumber daya manusia atau SDM juga mutlak diperlukan.

"Begitu pula dengan  teknologi dan sumber daya manusia.  Tidak akan berjalan kalau hal tersebut tidak dimanajemen dengan baik," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya