Ini Remaja Down Syndrome yang Siap Berenang Lintasi Selat Inggris

Untuk pertama kalinya remaja Mesir dengan Down Syndrome akan menyeberangi Selat Inggris.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 10 Agu 2017, 17:04 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2017, 17:04 WIB
Mohamed Al-Husseini, remaja Mesir pertama dengan down syndrome yang akan berenang menyeberangi Selat Inggris. (Facebook)
Mohamed Al-Husseini, remaja Mesir pertama dengan down syndrome yang akan berenang menyeberangi Selat Inggris. (Facebook)

Liputan6.com, Riyadh - Keterbatasan yang dimiliki Mohamed Al-Husseini tak menghalangi keinginannya untuk menjadi sosok unggul. Buktinya dalam waktu dekat dia akan menjadi perenang Mesir pertama dengan down syndrome yang akan menyeberangi Selat Inggris.

Seperti dilansir dari Al Arabiya yang mengutip Egyptian Streets, Kamis (10/8/2017), Al-Husseini yang berusia 18 tahun akan melintasi Selat Inggris. Dia berenang dari selatan Inggris ke utara Prancis pada Agustus.

Al-Husseini berlatih dengan Stroke For Egypt, sebuah kompleks renang di Hurghada. Setiap hari dia latihan berenang di sana selama sepuluh jam.

Ia yakin akan menyelesaikan renang maraton sejauh 36 kilometer dalam 15 jam tanpa henti. Universitas Amerika di Emirates (AUE) membantu Al-Husseini meraih impiannya.

Gulf News melaporkan, Presiden dan CEO AUE, Muthanna G. Abdul Razzaq mengatakan bahwa dia yakin sekitar 13 orang dengan kebutuhan khusus telah melewati Selat Inggris. Dan dia percaya bahwa apa yang Al-Husseini coba capai patut dihargai dan dicatat oleh Guinness Book of Record.

Program pelatihan yang diikuti oleh Al-Husseini mencakup pelatihan fisik dan psikologis, termasuk untuk menghadapi kesulitan perenang seperti arus air dan suhu rendah di malam hari.

Al-Husseini yang tinggal di UAE akan mengibarkan bendera Mesir dan Uni Emirat saat rampung menyelesaikan tantangannya.

Selain Al-Husseini, sejumlah penderita down syndrome lain yang berprestasi juga pernah menjadi sorotan dunia.

Angela Bachiller sebagai orang pertama di Spanyol dengan down syndrome yang memegang jabatan publik dan karier politik di pemerintahan. Orangtuanya berharap ia bisa memperjuangkan suara anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus di pemerintahan.

Lainnya adalah Zhou-Zhou, remaja down syndrome dari China yang IQ-nya cuma 30. Walaupun tidak pernah belajar musik, ia mampu menjadi konduktor hebat pada Orkes Simfoni Nasional China.

Sewaktu kecil diceritakan Zhou suka sekali mengikuti ayahnya, seorang pemain cello di Wuhan Symphony Orchestra. Saat semua pemain tengah beristirahat, Zhou akan langsung naik ke atas panggung dan mulai menirukan gaya seorang konduktor saat memimpin orkestra.

Suatu hari seorang murid yang tengah membuat film dokumenter memperhatikan aksi Zhou saat menirukan gaya sang konduktor yang baru saja memainkan lagu Overture Bizet dari Opera Carmen.

Kini Zhou Zhou telah menjadi konduktor yang paling dihomati diseluruh dunia. Ia pun dikenal sebagai konduktor National Symphony Orchestra dan Cincinnati Pops Orchestra dan satu-satunya konduktor yang tidak bisa membaca not balok dan bergabung dengan orkestra.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya