AS Tegaskan Dukungan ke Israel untuk Gagalkan Serangan Rudal Balistik dari Iran

Militer Amerika Serikat mengatakan komitmennya mendukung Israel dan terus berkoordinasi dengan mitranya tersebut.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 02 Okt 2024, 13:04 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2024, 13:04 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden disambut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Bandara Internasional Ben Gurion, Tel Aviv, Israel, pada 18 Oktober 2023.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden disambut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Bandara Internasional Ben Gurion, Tel Aviv, Israel, pada 18 Oktober 2023. (Dok. Evan Vucci/AP)

Liputan6.com, Washington D.C - Pejabat Senior di Gedung Putih mengatakan bahwa militer Amerika Serikat akan terus membantu Israel dalam menggagalkan serangan rudal balistik dari Iran.

Militer AS mengatakan, pihaknya akan terus berkoordinasi erat dengan mitranya dari Israel, dikutip dari laman Al Jazeera, Rabu (2/10/2024).

Sementara itu, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan pada hari Selasa bahwa kapal perusak angkatan laut AS bergabung dengan unit pertahanan udara Israel dalam menembakkan pencegat untuk menembak jatuh rudal yang masuk.

"Singkatnya, berdasarkan apa yang kita ketahui saat ini, serangan ini tampaknya telah dikalahkan dan tidak efektif," kata Sullivan saat jumpa pers di Gedung Putih.

"Ini pertama dan terutama merupakan hasil dari profesionalisme [militer Israel]. Tetapi sebagian besar karena kerja terampil militer AS dan perencanaan bersama yang cermat dalam mengantisipasi serangan tersebut."

Ketika ditanya apa pandangan Washington tentang kemungkinan pembalasan Israel, Sullivan mengatakan diskusi terus berlanjut antara para pemimpin militer dan politik AS dan Israel.

"Kami ingin melakukan beberapa konsultasi mendalam dengan Israel," katanya.

Sullivan kemudian menambahkan: "Kami bangga dengan tindakan yang telah kami ambil bersama Israel untuk melindungi dan membela Israel. Kami telah menjelaskan bahwa akan ada konsekuensi -- konsekuensi yang berat -- atas serangan ini, dan kami akan bekerja sama dengan Israel untuk mewujudkannya."

 

Peringatan dari Analis

Israel Kembali Bombardir Wilayah Selatan Lebanon
Serangan Israel tersebut dikatakan menargetkan kelompok militan Hizbullah di desa-desa yang dekat dengan perbatasan. (Fadel ITANI/AFP)

Para analis telah memperingatkan selama berbulan-bulan bahwa kegagalan pemerintahan Presiden AS Joe Biden untuk menekan pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar menyetujui gencatan senjata di Jalur Gaza akan mendorong Timur Tengah ke dalam perang regional.

"Perang regional menjadi tak terelakkan ketika Amerika Serikat terus mendanai dan membantu Netanyahu dan semua kejahatan perangnya, genosidanya, serangannya terhadap semua tetangganya," kata Raed Jarrar, direktur advokasi di DAWN, sebuah lembaga pemikir di Washington D.C.

"Ini tidak akan berhenti tanpa Amerika Serikat bersikap tegas dan berkata, 'Kami tidak akan mengirim lebih banyak senjata ke Israel. Kami tidak akan mendanai dan membantu kejahatan Israel,'" kata Jarrar kepada Al Jazeera.

 

Aksi Balas Dendam

Warga Israel berlindung saat proyektil yang diluncurkan dari Iran dicegat di langit Rosh HaAyin, Israel, Selasa (1/10/2024).
Warga Israel berlindung saat proyektil yang diluncurkan dari Iran dicegat di langit Rosh HaAyin, Israel, Selasa (1/10/2024). (Dok. AP/Maya Alleruzzo)

Sementara itu, Korps Garda Revolusi Islam Iran mengatakan, pihaknya menembakkan rudal ke Israel pada Selasa malam sebagai balasan atas pembunuhan orang-orang di Gaza dan Lebanon, serta aksi pembunuhan baru-baru ini terhadap para pemimpin Hamas, Hizbullah, dan IRGC.

Penembakan itu terjadi hanya beberapa jam setelah tentara Israel mengatakan bahwa pihaknya telah melancarkan serangan darat "terbatas" ke Lebanon selatan.

Namun, Hizbullah membantah bahwa pasukan Israel telah memasuki wilayah Lebanon.

Infografis Perbandingan Persenjataan Iran Vs Israel. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Perbandingan Persenjataan Iran Vs Israel. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya