Sekjen PBB Serukan Gencatan Senjata di Suriah Selama Ramadan

Lebih dari 2 tahun, pasukan Bashar dan pemberontak terkunci dalam konflik yang meningkat menjadi sebuah perang saudara sektarian.

oleh Riz diperbarui 09 Jul 2013, 16:26 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2013, 16:26 WIB
ban-ki-mon121119a.jpg

Lebih dari 2 tahun 4 bulan berlalu, namun perang saudara di Suriah belum juga berakhir. Campur tangan badan perdamaian dunia PBB dan negara-negara asing tak membuat konflik ini mereda.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyerukan pasukan setia Presiden Suriah Bashar al-Assad dan kelompok pemberontak untuk menghentikan peperangan, selama bulan suci Ramadan.

Ban menegaskan, Ramadan merupakan salah satu dari 4 bulan pada kalender Islam yang harus dijauhkan dari pertempuran-pertempuran harus dihentikan.

"Demi rakyat Suriah, saya ingin mengimbau semua pihak di Suriah untuk menghormati kewajiban agama ini untuk setidaknya, minimal, 1 bulan, (untuk melakukan gencatan senjata)," kata Ban, seperti dimuat Press.tv, Selasa (9/7/2013).

"Saya menyerukan setiap unit militer dari tentara reguler dan Tentara Pembebasan Suriah, bagi setiap orang pemegang senjata untuk menghentikan pertempuran dan menawarkan perdamaian pada bulan ini. Ini demi rakyat mereka di Suriah," sambung dia.

Selama lebih dari 2 tahun, pasukan Bashar dan pemberontak terkunci dalam konflik yang meningkat menjadi sebuah perang saudara sektarian. PBB menyatakan, sekitar 90 ribu orang tewas sejak pertempuran yang dimulai pada Maret 2011.

Bebaskan Tahanan

Presiden oposisi Koalisi Nasional Suriah, Ahmad Jarba, menegaskan, pihaknya siap menawarkan gencatan senjata kepada tentara Bashar selama bulan suci umat Islam itu.

"Saya sadar bahwa beberapa orang mungkin melihat ini sebagai imbauan realistis. Perdamaian abadi hanya akan datang melalui perundingan yang serius. Tetapi saya yakin bahwa rakyat Suriah memiliki hak untuk menanyakan hal ini kepada semua orang yang mengaku berjuang atas nama mereka."

Ban juga menyerukan pembebasan para tahanan oleh pemerintah dan pasukan oposisi. "Laporan-laporan yang layak dipercaya mengatakan ratusan, bahkan ribuan, perempuan dan anak-anak ditahan di berbagai pusat penahanan resmi dan tidak resmi di seluruh negeri," kata Ban.

"Kelompok-kelompok oposisi bersenjata juga memiliki banyak orang ditahan yang bukan merupakan tawanan perang."

Rusia dan Amerika Serikat telah berusaha menggelar konferensi perdamaian yang melibatkan wakil-wakil dari pemerintah Suriah dan pemberontak. Tetapi perselisihan tentang siapa yang harus berpartisipasi dan keengganan kedua pihak membuat rencana 2 negara besar itu sulit direalisasikan. (Riz/Ism)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya