Polisi di China Tewas Mendadak Usai Bekerja 36 Jam Nonstop

Puluhan ribu orang bersedih atas kematian polisi China berhati mulia ini, yang tewas akibat bekerja berlebihan.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 11 Jul 2017, 16:00 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2017, 16:00 WIB
Polisi China yang kematiannya mengegerkan masyarakat Haian. (China Daily/Asia News Network)
Polisi China yang kematiannya mengegerkan masyarakat Haian. (China Daily/Asia News Network)

Liputan6.com, Beijing - Masyarakat Haian County di Provinsi Jiangsu, China, tengah geger dengan kematian mendadak seorang polisi, yang kabarnya akibat bekerja selama 36 jam berturut-turut. Puluhan ribu orang pun bersedih atas kematiannya.

Pada 4 Juli 2017, ribuan penduduk menghadiri pemakaman petugas berusia 48 tahun yang diidentifikasi sebagai Gao Guangxi.

Seperti dikutip dari Asia One, Selasa (11/7/2017), mendiang adalah direktur kantor polisi Chengnan di pusat Kota Haian, China. Ia telah mengabdi di bidang penegakan hukum selama 24 tahun.

Gao pertama kali ditemukan dalam kondisi tak sadarkan diri di mejanya oleh rekannya, Zhang Jianhua, sekitar pukul 18.30 pada 1 Juli 2017 lalu. Pengecekan tersebut dilakukan karena istri Gao, Yang Mei, memintanya memeriksa sang suami yang tak kunjung menjawab teleponnya.

Sebelumnya pada 30 Juni, Gao menjalankan tugas shift selama 24 jam. Alih-alih pulang ke rumah untuk beristirahat, keesokan harinya dia malah menghadiri sebuah pertemuan dan mengunjungi 20 pos polisi--yang mencakup wilayah yuridiksi lebih dari 30 kilometer persegi dan dihuni 120.000 orang. Total, ia bekerja selama 36 jam.

"Tidak biasanya dia bekerja selama 24 jam berturut-turut," kata wakil kepala kantor polisi Haian, Lu Xuqing.

"Kami bekerja di salah satu kepolisian tersibuk di pusat kota, dan terkadang kasus membanjiri," jelas Xuqing.

Menurut Ge Naijing, seorang petugas di biro keamanan publik Haian, markas kepolisian tersebut menangani sekitar 15.000 kasus setiap tahun.

"Dalam kasus yang bisa dimediasi, Gao sering bernegosiasi dengan sabar. Sekitar 99 persen kasus semacam itu diselesaikan dengan cara itu," kata Ge.

"Gao adalah perwira polisi yang baik dan ayah yang penuh kasih. Satu-satunya orang yang lupa diurusnya adalah dirinya sendiri," kata Ge.

Anggota keluarga Gao menangis sepanjang pemakamannya.

Yang, sang istri, pernah terbakar parah saat ledakan gas pada 1995. Anak tunggal mereka, seorang perempuan, kuliah di Xuzhou.

Mendiang Gao dikenal sebagai sosok berhati mulia. Polisi China itu tak hanya mencari nafkah bagi keluarga, tetapi juga untuk beberapa kerabatnya dan 19 anak miskin, manula, dan pekerja yang diberhentikan di wilayah di bawah yurisdiksi kantor polisi.

Dia telah menyumbangkan hampir 50.000 yuan secara pribadi, dan mengumpulkan donasi lebih dari 500.000 yuan untuk 800 orang yang membutuhkannya sejak 2007.

Selain itu, pada tahun 2007, ia mendirikan sebuah kelompok relawan, Love Harbour, yang menarik 23 petugas polisi untuk menjadi relawan. Mereka membantu anak-anak penjahat, keluarga miskin, dan manula yang tidak memiliki siapa-siapa untuk diandalkan.

"Sulit untuk menerima bahwa orang yang Anda kenal telah pergi selamanya. Semoga ia beristirahat dalam damai," ucap Ge sedih.

Saksikan video menarik berikut ini:

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya