Umumkan Status Darurat, Louisiana Bersiap Hadapi Terjangan Badai Dahsyat

Negara bagian Louisiana di pesisir Amerika Serikat tengah bersiap menghadapi ancaman badai dahsyat pada akhir pekan ini.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 11 Jul 2019, 10:17 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2019, 10:17 WIB
Ilustrasi banjir yang melanda kota New Orleans, negara bagian Louisiana, Amerika Serikat (AP/David Grunfeld)
Ilustrasi banjir yang melanda kota New Orleans, negara bagian Louisiana, Amerika Serikat (AP/David Grunfeld)

Liputan6.com, New Orleans - Pada hari Rabu, negara bagian Louisiana, Amerika Serikat (AS), telah menyatakan kondisi darurat sebagai respons terhadap badai besar yang tengah terbentuk di Teluk Meksiko.

Badai itu diprediksi berkembang cepat menjadi bencana kategori 1 --sangat berbahaya-- yang akan menghantam wilayah pesisir Louisiana jelang akhir pekan nanti, demikian sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Kamis (11/7/2019).

Para ahli memperingatkan bahwa badai yang dihasilkan dapat mendorong luapan lebih besar dari Sungai Mississippi, dan juga memicu gelombang pasang mendekati puncak tanggul laut yang melindungi New Orleans.

Jika benar terjadi, maka skenario buruk itu akan mengulang kegagalan besar dalam menghadapi Badai Katrina pada 2005 lalu.

Prediksi buruk tersebut muncul karena sebagian New Orleans telah lumpuh akibat banjir bandang yang menerjang pada Rabu pagi. Banyak kotak sampah bertumbukan di sisi jalan, dan potongan-potongan kayu mengambang di genangan air yang menutupi berbagai ruas jalan di seputaran kota itu.

Terjangan banjir juga menyebabkan banyak mobil terdorong terjebak di jam-jam sibuk, membuat lalu lintas tersendat di banyak titik di New Orleans.

Badai Barry

Ilustrasi badai
Ilustrasi badai (NOAA via AP)

Ancaman badai kali ini, menurut para ahli, akan berdampak pada area yang lebih luas karena pusaran angin berukuran raksasa terus terbentuk di atas Teluk Meksiko.

Ketika bergerak ke arah barat melalui perairan pesisir yang hangat, masih menurut para ahli, hembusan angin kencang dan hujan deras akan membentuk kesatuan badai besar yang dinamakan "Barry".

Ramalam cuaca mengatakan sebagian besar wilayah negara bagian Louisiana akan mengalami curah hujan hingga 30, 5 sentimeter pada akhir pekan nanti.

Pada Rabu sore, Gubernur Louisiana John Bel Edwards, mengumumkan keadaan darurat di seluruh negara bagian yang berlaku hingga 8 Agustus, kecuali jika badai berakhir lebih cepat.

"Badai ini akan membuat pesisir Louisiana banjir, dan sebagian besar wilayah negara bagian berpotensi mengalami hujan deras dalam intensitas tinggi," kata Edwards dalam sebuah pernyataan.

"Tidak ada yang bisa menganggap enteng badai ini," tambahnya. "Seperti yang kita ketahui di Louisiana, intensitas rendah tidak selalu berarti dampak (bencana) rendah."

Edwards mendorong warga setempat untuk memeriksa persediaan kebutuhan harian mereka dan membuat rencana evakuasi secaar seksama.

Hujan lebat akibat Badai Barry juga diperkirakan melanda negara bagian Mississippi dan Texas.

Banjir Selalu Menjadi Masalah di New Orleans

Banjir New Orleans (AFP Photo)
Banjir New Orleans (AFP Photo)

Layanan Cuaca Nasional AS mengatakan New Orleans berisiko mengalami luapan sungai hingga 20 kaki (setara 6,1 meter) akibat hantaman Badai Barry pada akhir pekan nanti.

Jika tetap sesuai prediksi, maka luapan itu akan menjadi ketinggian permukaan sungai tertinggi di New Orleans dalam 70 tahun terakhir.

Tinggi permukaan air sungai di Louisiana telah meningkat selama berbulan-bulan, yang utamanya disebabkan oleh banjir di bagian hulu di wilayah Midwest.

Korps insinyur tentara AS telah menggunakan sodetan khhusus untuk mengalihkan aliran sungai sejak bulan Mei.

Meski sebagian besar hujan lebat tidak diperkirakan turun sepenuhnya selama akhir pekan, namun pada Rabu petang, curah hujan 7 inci (Sekitar 17 sentimeter) turun di kawasan metropolitan New Orleans.

Pejabat kota mendesak warga untuk tetap berada di rumah, serta menangguhkan semua layanan bus dan trem hingga waktu yang belum ditentukan.

Banjir selalu menjadi masalah bagi New Orleans, yang sebagian kotanya berada di bawah permukaan laut. Saat ini, sebanyak 120 pompa selalu berstatus siaga untuk mendorong air hujan keluar dari jalanan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya