Top 3: Kontroversi Dampak Pornografi terhadap Otak

Bahkan satu penelitian yang sama bisa ditafsirkan secara berbeda oleh dua pihak yang saling berdebat.

oleh Alexander LumbantobingNurul Basmalah diperbarui 27 Okt 2016, 09:00 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2016, 09:00 WIB
pornografi
Pornografi, menawarkan pria dan wanita kesempatan yang sama untuk mengeksplorasi fantasi seksualnya. Namun sebenarnya, ada banyak efek negatif yang dimunculkan olehnya, salah satunya pada otak. (foto: thedailybeast)

Liputan6.com, Jakarta - Sudah cukup banyak penelitian yang menengarai dampak buruk pornografi pada otak. Tapi, sejumlah penelitian lain malah menyatakan hal yang bertentangan. Lalu, bagaimana dampaknya? Kontroversi hasil-hasil penelitian tersebut paling membuat penasaran para pembaca Liputan6.com pada Kamis (27/10/2016) pagi. 

Masih terkait dengan seks sebagai gejala sosial, para pembaca juga terhanyut membaca kisah memilukan pekerja seks komersial (PSK) di  Red Light Legal, Inggris. Di balik kesan bahagia, ada sesuatu yang kelam.

Terakhir, pembaca terhenyak membaca serangan sekelompok pria bersenjata ke Akademi Kepolisian Quetta. Menurut laporan terkini, ada 48 orang kehilangan nyawa dalam peristiwa tersebut. 

Berikut adalah Top 3 Global selengkapnya:

 

1. Pornografi Merusak Otak, Mitos atau Ilmiah?

Ilustrasi pria muda sedang melakukan masturbasi sambil menikmati pornografi online. (Sumber newhealthadvisor.com)

Masturbasi adalah suatu perilaku seksual yang seringkali dikaitkan dengan menciutnya otak, impotensi, perceraian, dan pedofilia. Bahkan, pada bulan April lalu, negara bagian Utah menyatakannya sebagai bahaya kesehatan umum.

Salah satu pemicu hal itu bisa jadi adalah material bermuatan pornografi.

Peringatan tentang pornografi bukan hanya berasal dari kelompok-kelompok ulama atau konservatif, karena Pamela Anderson, mantan model Playboy, baru-baru ini juga memberi peringatan tentang "dampaknya yang merusak".

Sejumlah survei mengungkapkan bahwa pornografi memang lazim di kalangan pria dan tidak terlalu jarang juga di antara kaum wanita. Apakah sedemikian berbahaya atau ada manfaatnya?

Selanjutnya...


2. Kisah Memilukan PSK di Red Light Legal Inggris

Ilustrasi Pekerja Seks Komersial (PSK). (iStockphoto)

Kehidupan kelam itu dimulainya ketika dia berusia 16 tahun. Saat itu ia masih remaja dan naif, tak tahu bahwa apa yang dilakukannya akan berdampak 'seumur hidup'.

Ketika berusia remaja, Kayleigh menjadi pencandu narkoba setelah salah satu temannya menyuntikkan heroin ke dalam tubuh gadis itu untuk yang pertama kalinya.

Percobaan itu tidak lagi hanya sekedar coba-coba, seiring dengan berjalannya waktu remaja itu menjadi candu dan nekat mencuri dari keluarganya.

Sekarang, Kayleigh tumbuh menjadi perempuan dewasa, seorang ibu tiga anak. Namun kehidupannya tak seindah yang pernah dibayangkannya ketika kecil.

Selanjutnya...


3. Baku Tembak Mencekam di Akademi Polisi Pakistan, 48 Kadet Tewas

Serangan tembakan senjata api terjadi pada Senin 24 Oktober di sebuah Akademi Kepolisian di Pakistan. Insiden itu menyebakan puluhan tewas (Reuters).

Sekelompok pria bersenjata menerobos masuk ke dalam Akademi Kepolisian Quetta, Pakistan, pada Senin 24 Oktober 2016. Aksi ini menyebabkan lebih dari 20 orang -- laporan terbaru menyebutkan 48 orang -- termasuk dua petugas kepolisian, tewas.

Menurut laporan media setempat, operasi pengamanan besar-besaran pun dilaksanakan selama berjam-jam, setelah penyerang memasuki gedung dan melepaskan tembakan. Penyerangan tersebut diduga dilakukan oleh setidaknya lima militan -- empat pelaku dinyatakan tewas.

"Wilayah akademi telah dibersihkan. Empat orang dari lima pelaku penembakan tewas, sementara sekitar 60 kadet polisi mengalami luka-luka," kata Sarfaraz Bugti, pejabat Provinsi Balochistan seperti dikutip dari CNN, Selasa 25 Oktober 2016.

Selanjutnya...

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya