Liputan6.com, Schiermonnikoog - Terbaring di dasar laut selama kira-kira 100 tahun dan hampir terlupakan, kapal selam pertama milik Inggris yang pertama kali menembakkan torpedo dalam Perang Dunia I raib sejak 1916.
Baru-baru ini, para penyelam menemukan badan kapal selam HMS E5 dalam keadaan hampir utuh di lepas pantai Belanda setelah para penyelam sejenak meminta penghentian kesibukan lalu lalang kapal di perairan itu.
Baca Juga
[bacajuga:Baca Juga](2654965 2654449 0)
Advertisement
Kapal selam yang diberi kode HMS E5 dibangun di Barrow-in-Furness dan memasuki dinas pada 1913. Kapal itu diduga menghantam ranjau ketika sedang menolong para awak kapal trawler yang tenggelam dekat Heligoland Bight pada 7 Maret 1916.
Dikutip dari Daily Mail pada Senin (21/11/2016), tempatnya kandas menjadi misteri hingga akhirnya seorang ahli arkeologi kelautan amatir mendapat izin untuk memeriksa suatu bangkai kapal di lepas pantai Schiermonnikoog, dekat perbatasan dengan Jerman.
Dalam keadaan diselimuti terumbu, terbuktilah bahwa bangkai itu adalah E5 yang memiliki panjang 54 meter. Lubang-lubang palka dalam keadaan terbuka, sehingga menjadi pertanda upaya sia-sia para awak untuk meloloskan diri.
Menaranya masih memiliki tulisan 85 dan terkulai dekat dasar lautan. Tapi tak nampak kerusakan berarti, sehingga diduga kapal selam itu tenggelam bukan karena serangan musuh.
Remy Luttik, pemimpin tim penyelem Zeester,mengatakan, "Salah satu teka-teki sejarah kelautan di Laut Utara telah terkuak. Hasil temuan memberikan harapan kepada para kerabat yang kehilangan orang-orang yang dicintai."
Sementara itu, Martijn Manders, manajer program warisan kelautan untuk pemerintah Belanda, mengatakan ia berharap kerjasama dengan kelompok-kelompok penyelam membantu temuan lebih banyak lagi tempat-tempat tenggelamnya kapal-kapal.
Keluarga Awak Kapal
Salah satu awak kapal yang meninggal adalah Stoker Petty Officer (SPO) Francis Garratt Cowburn. Setiap tahun, cucunya yang bernama Malcolm Eckersley (80) bersama dengan para kerabatnya terus mengenang tenggelamnya kapal selam tersebut.
Putranya, Richard (51), pegawai dewan perizinan, mengetahui temuan bangkai kapal secara kebetulan melalui obrolan dengan rekannya yang menjadi penyelam laut dalam.
Richard, cicit dari Francis Garratt Cowburn, mengatakan, "Saya sukar percaya bahwa, setelah 1 abad, keluarga saya akhirnya bisa menutup suatu babak dalam kisah pengalaman Francis."
Pria dari Saddleworth, Greater Manchester itu melanjutkan, "Hal itu terus menjadi misteri keluarga, sekaligus sumber kesedihan dan intrik."
Stoker Cowburn lahir pada 1885 dan bergabung dengan Angkatan Laut Inggris pada 1905. Ia memasuki dinas sukarela di kapal selam pada 4 tahun kemudian.
Daily Mail berhasil melacak beberapa kerabat lainnya, termasuk cucunya yang bernama Petty Officer Arthur Robert Owen (74), dari Battersea, South London.
Pensiunan pialang asuransi itu mengatakan, "Tak seorangpun tahu apa yang terjadi."
"Kakek saya bergabung dengan Angkatan Laut ketika masih berusia 12 tahun dan pindah dinas ke kapal selam karena bayarannya lebih tinggi daripada kapal permukaan. Luar biasa, kapalnya ditemukan 100 tahun kemudian."
Salah satu yang gugur saat itu adalah Engine Room Artificer (ERA) Cecil Rice (28), ayah bagi 2 anak di Peterborough. Putrinya, Mary, sekarang berusia 104 tahun dan tinggal di Amerika Serikat (AS).
Wendy Christensen (82), putri dari Norman, putra awak kapal itu, mengatakan tentang kakeknya, "Hingga sekarang, kami tidak punya kuburan lain selain lautan. Ada tugu peringatan di Chatham dan namanya tertulis di sana, jadi menakjubkan ketika tahu bahwa kapal selam itu akhirnya ditemukan."
Leading Seaman (LS) John 'Tommy' Bassett (33) telah melengkapi masa dinas 17 tahun di Angkatan Laut dan sudah bekerja sebagai pengantar pos di Walsall ketika dipanggil lagi sebagai cadangan, hanya 6 bulan setelah menikah.
Kata Anne Thorpe, sepupunya yang terus menyelidiki selama ini, "Ia tidak perlu berada di sana. Sungguh tragis. Sekarang semuanya terasa dekat setelah mengetahui di mana kapal selamnya terbaring."
"Ayah saya tidak pernah membicarakan apa yang telah terjadi, sehingga seperti misteri rasanya."