Liputan6.com, London - Laporan The Guardian menyebutkan, Rishi Sunak melakukan perjalanan menggunakan helikopter pribadi ke daerah pemilihannya di North Yorkshire dengan biaya ribuan pound sterling sejak dia menjadi perdana menteri Inggris. Perjalanan ke Richmond dari sebuah heliport di London tersebut memicu pertanyaan lebih lanjut tentang komitmen Sunak dalam menangani krisis iklim.
"Sunak diketahui telah menggunakan helikopter pribadi dari London pada November dan Desember, dengan biaya sekitar 16.000 pound sterling. Perjalanan tersebut didanai pribadi," demikian laporan The Guardian yang dikutip pada Senin (6/2/2023).
Baca Juga
Downing Street sendiri tidak membantah penggunaan helikopter oleh Sunak dan mengatakan bahwa perdana menteri membiayai sendiri perjalanannya yang tidak berkaitan dengan urusan pemerintah.
Advertisement
"Kami tidak mengomentari perjalanan perdana menteri," ungkap seorang juru bicara Downing Street.
Sebelumnya, Sunak dikritik karena menggunakan jet pribadi yang didanai pembayar pajak untuk mengunjungi sejumlah tempat sebagai perdana menteri, termasuk tiga penerbangan selama periode 10 hari.
Pada Januari, Sunak dilaporkan terbang dengan pesawat 14 kursi ke Skotlandia, menghadiri sebuah acara di Leeds, dan beberapa hari kemudian dia naik jet yang sama ke sebuah acara di Lancashire.
Janji Mengurangi Emisi Karbon
Downing Street sebelumnya membela pengaturan perjalanan perdana menteri sebagai upaya memanfaatkan waktunya sebaik-baiknya, menyangkal bahwa keandalan kereta api merupakan faktor dalam keputusannya.
Namun, di lain sisi, pemerintah Inggris telah berjanji untuk mengurangi emisi karbon dalam upaya mencapai nol emisi karbon pada tahun 2050. Bagian dari upaya itu termasuk mengurangi emisi dari pasar penerbangan domestik sebagai bagian dari program yang disebut "nol jet", yang bertujuan mengurangi 7 persen emisi yang datang dari sektor penerbangan.
Laporan bahwa Sunak bepergian menggunakan helikopter pribadi ke daerah pemilihannya juga kemungkinan akan menambah persepsi publik bahwa kekayaan bersih perdana menteri yang mencapai 730 juta pound sterling membuat dia tidak "peka" dengan sejumlah isu publik, meskipun sebagian besar kekayaannya berasal dari istrinya, Akshata Murty, seorang pewaris perusahaan teknologi.
Dalam kelompok fokus yang dijalankan oleh Partai Buruh selama dua minggu terakhir, soal itu muncul sebagai kritik utama terhadap PM Sunak, dipicu oleh kabar tahun lalu bahwa Murty berstatus pajak non-dom.
Dikutip dari BBC, nom-dom adalah deskripsi status pajak, di mana mereka hanya membayar pajak atas yang diperoleh di Inggris, tetapi tidak harus membayar pajak apapun atas uang yang dihasilkan di luar Inggris, kecuali jika mereka memasukkan uang tersebut ke rekening bank Inggris.
Bagi individu kaya, status non-dom menghadirkan peluang untuk penghematan yang signifikan. Sepenuhnya adalah legal jika pemegang status pajak non-dom memilih negara dengan pajak yang lebih rendah untuk domisili mereka.
Â
Advertisement