Liputan6.com, Maryland - Markas militer Amerika Serikat mendapati ancaman bom dari seorang wanita yang berkunjung. Adegan menegangkan tersebut berlangsung selama 90 menit.
"Sebuah ancaman bom dialami markas militer Joint Base Andrews, fasilitas militer besar di luar Washington itu disterilisasi pada Kamis 12 Mei waktu setempat," kata para pejabat seperti dikutip dari Washington Post, Jumat (13/5/2016).
Baca Juga
Baca Juga
Dalam serangkaian pesan yang diposting di Twitter, staf markas militer Andrews mengatakan bahwa insiden itu berawal dari kunjungan seorang wanita setelah pukul 17.00 yang mengaku memiliki bom di dadanya.
Advertisement
Pihak berwenang kemudian mengepung sekitar gerbang utama, menyisakan satu pintu masuk ke kompleks militer.
Sembilan puluh menit kemudian, salah satu markas militer besar di Amerika Serikat itu mengumumkan teror sudah berakhir.
"Setelah tim tanggap darurat tiba, si wanita misterius itu ditangkap dan tim penjinak bahan peledak yang dikerahkan tak menemukan benda berbahaya itu di TKP," kata pihak Joint Base Andrews.
Komandan markas militer Joint Base Andrews, Kolonel Brad Hoagland mengatakan, insiden tersebut merupakan alarm palsu. Sejauh ini belum diketahui apakah tersangka akan diserahkan ke polisi.
Presiden Obama dan para pejabat senior lainnya menggunakan Joint Base Andrews, yang terletak sekitar 14 mil dari pusat kota Washington, sebagai lokasi untuk melakukan penerbangan resmi kenegaraan.